Senin, 21 November 2011

RAGAM PENELITIAN

 RAGAM PENELITIAN

Penelitian itu bermacam-macam ragamnya. Dalam bab “Pengantar: Apakah Penelitian
Itu?” telah dibahas macam penelitian dilihat dari macam tujuannya, maka dalam bab ini
ragam (variasi) penelitian dilihat dari:
1) macam bidang ilmu
2) macam pembentukan ilmu
3) macam bentuk data
4) macam paradigma keilmuan yang dianut
5) macam strategi (esensi alamiah data, proses pengumpulan dan pengolahan data)
6) lain-lain.
Selain itu, sebetulnya masih banyak ragam penelitian dilihat dari segi lainnya, tapi dalam bab
ini tidak akan dibahas—karena tidak berkaitan dengan program studi kuliah ini.


Ragam Penelitian menurut Bidang Ilmu

Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu
terapan. Termasuk kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang dikembangkan di
fakultas -fakultas MIPA (Mathematika, Fisika, Kimia, Geofosika), Biologi, dan Geografi.
Kelompok ilmu terapan meliputi antara lain: ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu
teknologi pertanian.
Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut sebagai
“penelitian dasar” (basic research), sedangkan penelitian terapan (applied research)
menghasilkan ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan)
dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang teknik,
misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat rancangan keteknikan
(misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang, para ahli teknik bangunan
tersebut juga mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya: keindahan, biaya, dan sentuhan
budaya. Catatan: Suriasumantri (1978: 29) menamakan penelitian dasar tersebut di atas
sebagai “penelitian murni” (penelitian yang berkaitan dengan “ilmu murni”, contohnya: Fisika
teori).
Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering sulit menngkatagorikan ilmu dasar
dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat dari fakultasnya saja. Misal, di Fakultas Biologi
dikembangkan ilmu biologi teknik (biotek), yang mempunyai ciri-ciri ilmu terapan karena
sangat dekat dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata (perancangan produk). Demikian
juga, dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai ilmu dasar, tapi kini dimasukkan sebagai ilmu
terapan karena dekat dengan terapannya di bidang industri.
Karena makin banyaknya hal-hal yang masuk pertimbangan ke proses
perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar dan terapan, produk-produk
perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek penelitian. Penelitian seperti ini disebut
sebagai penelitian evaluasi (evaluation research) karena mengkaji dan mengevaluasi
produk-produk tersebut untuk menggali pengetahuan/teori “yang tidak terasa” melekat
pada produk-produk tersebut (selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah ada
sebelumnya).
Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian
menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh: penelitian
pendidikan, penelitian keteknikan, penelitian ruang angkasa, pertanian, perbankan,
kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 11).
Ragam Penelitian menurut Pembentukan Ilmu

Ilmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif. Diterangkan
secara sederhana, penelitian induktif adalah penelitian yang menghasilkan teori atau
hipotesis, sedangkan penelitian deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes) teori
atau hipotesis (Buckley dkk., 1976: 21). Penelitian deduktif diarahkan oleh hipotesis yang
kemudian teruji atau tidak teruji selama proses penelitian. Penelitian induktif diarahkan oleh
keingintahuan ilmiah dan upaya peneliti dikonsentrasikan pada prosedur pencarian dan
analisis data (Buckley dkk., 1976: 23). Setelah suatu teori lebih mantap (dengan penelitian
deduktif) manusia secara alamiah ingin tahu lebih banyak lagi atau lebih rinci, maka
dilakukan lagi penelitian induktif, dan seterusnya beriterasi sehingga khazanah ilmu
pengetahuan semakin bertambah lengkap.
Secara lebih jelas, penelitian deduktif dilakukan berdasar logika deduktif, dan
penelitian induktif dilaksanakan berdasar penalaran induktif (Leedy, 1997: 94-95). Logika
deduktif dimulai dengan premis mayor (teori umum); dan berdasar premis mayor dilakukan
pengujian terhadap sesuatu (premis minor) yang diduga mengikuti premis mayor tersebut.
Misal, dulu kala terdapat premis mayor bahwa bumi berbentuk datar, maka premis
minornya misalnya adalah bila kita berlayar terus menerus ke arah barat atau timur maka
akan sampai pada tepi bumi. Kelemahan dari logika deduktif adalah bila premis mayornya
keliru.
Kebalikan dari logika deduktif adalah penalaran induktif. Penalaran induktif dimulai
dari observasi empiris (lapangan) yang menghasilkan banyak data (premis minor). Dari
banyak data tersebut dicoba dicari makna yang sama (premis mayor)—yang merupakan
teori sementara (hipotesis), yang perlu diuji dengan logika deduktif.

lanjut di post selajutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar