Jumat, 03 Februari 2012

UNSUR – UNSUR BUKAN ARAB

DAMPAK – DAMPAK HISTORIS :
UNSUR – UNSUR BUKAN ARAB

Dalam hal ini, yang berkenaan dengan saham bangsa – bangsa bukan dalam kebudayaan islam, maksudnya adalah bangsa – bangsa, negara – negara yang di tundukkan oleh bangsa arab, yang pada umumnya budaya mereka adalah warisan dari bangsa – bangsa kuno, apakah itu yang berkembang di kawasan Laut Tengah maupun Asia. Kebudayaan – kebudayaan yang melebur dengan kebudayaan Arab, dan membentuk kebudayaan islam baru, yang mungkin memiliki kesamaan dengan apa yang dialami oleh bangsa Arab sebelum islam.

Dapat dikemukakan bahwa setiap unsur dari unsur – unsur yang bercorak nasionalis yang berpartisipasi dalam membangun kebudayaan islam mencapai puncak kontribusi kulturalnya dibawah kebudayaan islam, baik dari unsur – unsur bangsa Persia, Turki, Moghul, Barbar atau bangsa – bangsa yang lain.

Kebudayaan Yunani, kenyataan bahwa kebudayaan Yunani adalah perpaduan berbagai kebudayaan – kebudayaan lama, khususnya kebudayaan mesir kuno, sebagai bukti ketika itu bangsa Romawi adalah menjadi murid bangsa Yunani.

Bangsa Arab mengadakan kontak dengan kebudayaan yunani ini di Mesir dan Syam, khususnya di Iskandariah, ibu kota Mesir yang ketika itu menjadi Prolektorat Imperium Byzantium yang di taklukkan oleh bangsa yang sebelumnya menaklukan Syam, dan membebaskan bangsa – bangsa kedua kawasan itu dari pemerintahan Romawi yang tiran.

Dari berbagai perlawanan yang layak baik dari pasukan kaum muslimin dan dari pasukan Persia yang berturut - turut dan berbagai kondisi dalam negeri mereka. Kondisi-kondisi historis ketika itu memeng telah siap untuk menyambut penaklukan islam di sebagian kawasan kekaisaran Romawi ini, hal yang membuat mereka merasa keberatan adalah beban pajak yang dikenakan atas diri dan segala sesuatu.

 Peninggalan Yunani yang terlewat adalah filsafatnya, yakni kebudayaan berfilsafat.
 Kaum muslimin sebagai penyelamat bagi keruntuhan karya – karya dan pemikiran jenius mereka ( Filosof Yunani ) dari keterpurukan dan tekanan agama masehi.
 Yunani yang ketika itu mendominasi seluruh kekuasaan Romawi mempunyai peranan dalam menyulut perselisihan keagamaan dalam agama masehi.
 Aliran filsafat Iskandariah adalah yang memadukan antara agama masehi dengan filsafat, yang kemudian menjadi tersebar di berbagai penjuru dunia timur. Banyak pendeta – pendeta mempelajari keduanya.
 Peran kebudayaan yunani dalam sejarah bangsa –bangsa sebelum penaklukan islam dari segi politis, ketika itu kebudayaan yunani sedang memudar, tetapi khazanah filosofisnya tetap bertahan hingga kekaisaran romawi, dari sinilah dampaknya meluas ke dalam teologi agama yahudi dan masehi :
• Rasionalisme Aritotalian pertama, dan
• Platonisme Ideal murni oleh dogma –dogma agama dengan polemik formal.
 Ide – ide terpenting aliran Iskandariah didasarkan pada pendapat – pendapat filosof kuno, seperti plato, aristoteles, dan lain – lain. Melengkapi polemik rasional tentang teori agama dengan spiritualisme khusus yang oleh Platonis disebut dengan ketenggelaman dalam ketinggalan, atau kefanaan dalam ketuhanan, seperti menurut para mistikus.
 Pada permulaan islam, sedikit sekali perhatian bangsa Arab terhadap ilmu pengetahuan, kecuali atas bahasa, pengetahuan tentang hukum – hukum syari’at, dan masalah medis.
 Sedang mengenai hal yang berkenaan dengan penaklukan – penaklukan islam lain dalam kawasan imperium islam ini, yakni kawasan Afrika Utara sebelah barat Mesir, kita hampir tidak menemukan adanya dampak kultural besar bangsa Yunani atau Romawi dalam kalangan penduduk kawasan itu.
 Sebagaimana diketahui, orang –orang Romawi dan Byzantium lebih senang berdiam di kota – kota pantai dan kebudayaan mereka tetap merupakan kebudayaan asing terpisah dan jauh dari mentalitas penduduk Afrika Utara yang nomaden atau setengah nomaden.
 Kebudayaan Persia memiliki khazanah yang tinggi nilainya dan tradisi – tradisi kerajaan kuno yang menarik serta sistem – sistem administrasi yang begitu teliti.
 Perlu diketahui kondisi kultural dalam kekaisaran Persia menjelang timbulnya islam berkenaan dengan wawasan historis tentang diri kultural. Dalam aspek rasial hampir tidak ditemukan adanya suatu kesatuan nasional yang menghimpun semua ras dalam kekaisaran Persia dalam satu kerangka. Pada saat ini ajaran – ajaran agama Zoroaster telah tersebar di berbagai kawasan untuk memelihara kemurnian ras dengan perintahnya agar perkawinan hanya dilakukan antar keluarga saja, bukan dengan yang di luarnya.

Secara historis semuanya ini benar dan mempunyai dampak atas hubungan – hubungan sosial antara Arab dan Persia. Malah dampak ini juga terasakan dalam kesusasteraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar