Laman

Sabtu, 20 Oktober 2012

Nyanyian Para Malaikat


Nyanyian Para Malaikat

 

Di pagi penuh rahmat itu
seorang teman surgawi
memukulkan lidah lonceng
yang keras itu
ke dindingnya yang dingin.
Maka kami pun turun
ke bumi yang sedang mandi.
Dinginnnya!
Wahai! Wahai!

Sambil meluncur-luncur
di atas atap licin basah
dari gereja yang tua itu
kami tunggu
kedatangan sepasang pengantin
yang muda remaja
bagai mentari muda yang malu
di pagi dingin itu/
Dinginnya!
Wahai! Wahai!

Koster gereja yang rajin
telah siapkan roti dan anggur
untuk missa yang suci itu
sementara lilin-lilin telah dipasang
dan bunga-bunga bersebaran

Tuhan Allah Yang Esa
yang selalu dipuja
dalam mazmur bani Israel,
akan menyatukan dua remaja
dalam pelukan cintanya.
Ah, ya!
Dua orang pengantin remaja
akan berpelukan
dalam pagi yang dingin.
Dinginnya!
Wahai! Wahai!

Pagi yang dingin itu
adalah pagi yang mesra,
pagi bunga-bunga mawar,
pagi kemenyan dan kayu cendana.
Dalam sakramen telah disatukan:
dua badan satu jiwa
selapik seketiduran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar