Laman

Rabu, 01 Februari 2012

Surat Kepada Ibu

Surat Kepada Ibu



bila kau raba dadaku
dada anakmu yang bebal
karena tetap memilih jalan ini
: terjaga dan tertidur
di lambung-lambung sunyi

akan kau rasa betapa
ribuan pijar dari empat kerajaan
yang kugambar di kakimu dulu
: seakan padam

menara-menara yang angkuh
dan megah terjuntai lemah
benda-benda sekarat
meratapi cahaya

betapa kehilangan sangat menyakitkan

sampai akhirnya segalanya rebah
terkapar tanpa tenaga
di lantai-lantai nasib
setelah sekian lama menjeritkan doa-doa
dengan tanpa peduli matahari
masih berputar atau berhenti
: tak ada tanda
akan kembali bagai dulu

di sana aku berjalan
berlari ke tengah-tengah mereka
mencari-cari dirimu
yang tak akan pernah berubah
menjelma apa atau siapa

: kau ibu
hanya ibu

seseorang agung
yang selalu duduk dengan anggun
di tahta kesabaran
yang mulia memancarkan
kemurnian dan kebesaran
aku tak tahu pada tahta ke berapa

maka aku mencari
terus mencari dirimu

: kau ibu
hanya ibu

yang tetap agung bagai dulu
di antara empat kerajaan
dan cahaya-cahaya padam

aku terus mencari dirimu
melintasi tembang-tembang kesakitan
hidup yang mati
mati yang hidup
: wajahku merah padam

ijinkanlah aku merapat
ke dermaga-dermaga kasih milikmu
aku ingin meloloskan diri
dari kepungan kebencian
ketidakmurnian dan ketidakbahagiaan ini
: menjadikan diriku semakin takut
mengakui keterasingan yang menghukumku

telingaku pun semakin tuli
kabur menerima suara-suara
bahkan kesunyian ini sekalipun

: kau ibu
hanya ibu

tiba-tiba aku ingin
meninggalkan jalan ini
meski akan menjadi sakit karenanya


Sajak Ken Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar